My Holiday guide you to see the beauty of the West Borneo

Bubur Nasi Singkawang

Rabu, 03 Februari 2010

Weew, Singkawang memang kota yang banyak makanan yang enak-enak. Hi...hi....hi......hi, berbahagialah sebagai seorang The Rakuser. Di bagian tulisan ini akan dikuliti lagi tentang jenis makanan yang enak untuk dinikmati yaitu bubur. Bubur made in Singkawang berbeda dengan bubur seperti yang umumnya ditemukan di tempat lain atau yang biasa dimasak di rumah. Perbedaan ini terjadi karena proses pembuatannya yang sedikit berbeda. But perbedaan ini membuat apa yang tersaji memberikan sesuatu yang sangat lain dalam hal rasa dan aroma.

Bubur Singkawang kalau dipilah dapat menjadi beberapa macam, tergantung dari apa yang dicampurkan. Eit salah maksudnya tergantung dari apa yang dimasukkan kedalamnya. Jika yang ditambahakan berupa udang maka jadilah bubur udang, jika daging babi jadilah bubur daging babi, begitulah biasanya disebut.

Sedangkan untuk bumbu lainnya, minyak hasil gorengan dari bawang putih, lobak asin yang di potong halus ( tung hoi ), serbuk merica, kecap asin, kecap manis, cuka dan penyedap rasa. Serta sedikit rajangan sayuran hijau seperti sayur keriting sebagai pelengkap. Ups .... hampir lupa dengan kerupuk kulit yang terbuat dari kulit daging babi.

Nah, sekarang info bagaimana mereka menyiapkannya, kalo pake bahasa keren para chef di restoran gede is how to prepapare and to serve it. Dikit sok pake bahasa Inggris  tidak masalah kan? Hasil pengamatan dan tanya jawab ternyata diperoleh hasilnya seperti gini nich. Lumayan ribet but hasilnya enak banget.

Pertama kita buat bubur nasinya. Aneh juga ya hi .. hi.. hi.. hi.. hi.. Bubur kok nasi sich!  Yang dimaksud di sini ialah beras dimasak dengan air yang banyak sambil diaduk-aduk terus. Selama pemasakan ini beras yang dimasak diusahakan agar tidak pecah seperti bubur pada umumnya. Setelah matang terus ditiriskan. Air tajinnya tidak dibuang tetapi digunakan untuk mematangkan irisan daging yang akan digunakan. Dan air itu nanti akan digunakan untuk menanak lagi bubur itu sekali lagi. Sementara itu di mangkok yang akan digunakan untuk menyajikan dapat siapkan campuran minyak bawang putih goreng, potongan sayuran hijau dan tung choi. Bubur nasi yang dimatangkan saat kedua kali, dicampurkan  udang / daging / ikan atau katak. Setelah matang benar langsung dimasukkan ke dalam mangkok yang telah disiapkan. Kalau mau ditambah dengan telor bisa dilakukan dengan mematangkan telur itu seperti membuat telur mata sapi tetapi dipecahkan di dalam air tajin tadi. Perlu sedikit teknik yang baik agar telurnya tidak hancur. Setelah semua siap di dalam mangkok dapat ditambahkan sedikit kecap asin, serbuk merica, cuka makan dan kecap manis ( tergantung selera ). Sebagai catatan: kecap asin yang digunakan merupakan kecap asin yang dibuat secara tradisional, rasa lebih enak dan aromanya lebih harum. Bubur ini sering kali disertai juga dengan kerupuk kulit pada saat memakannya. Nyam .... nyam........nyammmmmmmmm !!! Setelah kenyang jangan lupa cuci perabot makannya. hi..hi...hi........!!!

Itulah sekilas tentang bubur nasi Singkawang. Harganya tidak mahal sekitar Rp.10.000 untuk di Singkawang, sedangkan di Kerendang, Jembatan Lima Jakarta Barat sekitar Rp. 12.000.( MWB )


2 comments:

Lunce 6 Februari 2010 pukul 00.18  

Waduh kalau yg satu ini adalah menu sarapan saya saban hari, tapi itu dulu jaman masih ABG.
Sekarang sudah ABT jadi tidak boleh sering2 karena isinya kebanyakkan dari jeroan plus telur setengah mateng lagi. Emang mantapsssss

Makoto WB 6 Februari 2010 pukul 09.45  

@ Lunce
waaaaaaaaaaaa buburnya yang di pasar beringin kahn?
hihihihihi jangan pake jeroan dan telurnya minta dimatangin juga bisa kuk. kasih serbuk lada yang banyak biar makin berasa. jangan lupa dengan kecap asin tradisionalnya.

Posting Komentar

Labels

anggrek hitam (1) Antu gergasi (1) bakpao (1) bakul (1) bambu (1) baning. Nephentes (2) barongsai (3) baronsai (1) batik (2) batik Tidayu (2) bawang putih (1) Bengkayang (1) bengkuang (1) beras ketan (1) betang (1) Bidayuh (1) bika (1) bokor (1) Borneo (1) buah golau (1) bubur (1) bubur gunting (1) bukit kelam (1) cakkue (1) cap go meh (2) cerita dayak (1) cerita rakyat (1) Cucur (1) cuisine (1) daging babi (2) daun pandan (1) daun pisang (1) Dayak (14) Dayak Jangkang (1) dayak mualang (1) Dayak Ngaju (1) Dayak pesaguan (1) Dewi Kwan Im (1) doa bapa kami (1) dwikora (1) ensaid panjang (1) es jeruk nipis (1) Festival (1) garam (1) gima (1) giring-giring (1) gula merah (4) gula pasir (2) gunung (2) ham pan (1) handcraft (12) hukum adat (2) hutan (2) Iban (1) ibanik (1) ikan (1) imlek (1) Jubata (1) juhi (1) kacang tanah (1) kain (2) Kalbar (10) Kalimantan Barat (33) kanayat'n (1) kantong semar (1) kantong semarm sintang (3) kapuas (2) katak (1) kayau (1) kelenteng (1) kelepon (1) kendayan (1) kerajinan tangan (8) keranjang (1) ketan (1) ketapang (1) ketupat (1) kue (8) kue bongko (1) kue dadar gulung (1) kue getuk ubi (1) kue Hu (1) kue kelepon (2) kue lapis (1) kuetiau (1) kuil (1) kuliner (2) lamang (1) lampion (1) landak (1) laut (1) leluhur (1) lezat (1) lila (1) lotos (1) makanan (4) manik-manik (5) Manisan (2) manuhir (1) Melayu (4) mengayau (1) mietiau (1) muri (1) naga (4) nenas (1) Ngaju (1) Nyobeng (1) Oleh-oleh (2) oncoi (1) our lord prayer (1) Pahuni (1) pakaian adat (5) pandan (1) panggang (1) pangkong (1) pantai (2) parutan kelapa (2) pati nyawa (1) peci (2) Pekong (2) penganan (1) Pengkang (1) petis (1) pewarna makanan (1) pisang goreng (1) Pontianak (4) pulut (1) ragi (1) resort (1) rujak (1) rumah adat Dayak (1) Rumah panjang (1) santan (2) sapek (1) Sekadau (1) serampang (1) singa (1) singgkawang (2) singkap mangkok (1) singkar (1) Singkawang (44) singkop (1) Sintang (3) sola (1) songkok (2) sotong (1) sungai (3) Supadio (1) tael (1) tajau (2) Tampung (1) tape (1) tathung (1) Tatung (2) telur (1) tempayan (2) Temple (2) tengkorak (1) tenun ikat (4) tenun traditional (1) Teping kanji (1) tepung beras (3) tepung beras ketan (1) tepung gandum (1) tepung terigu (1) thiam pan (1) timun (1) tionghoa (4) Toa Pekong (1) traditional (1) tuak (1) Tumpi (1) Tumpik (1) ubi kayu (1) udang (1) upacara (1) vanili (1) vihara (3) wajik (1) wajik ketan (1) wisata (1)

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP