My Holiday guide you to see the beauty of the West Borneo

Festival Lampion di Singkawang

Rabu, 27 Januari 2010


Kota Singkawang akan menjadi sangat sibuk menjelang hari Raya Imlek yang merupakan perayaan pergantian tahun dalam sistem penanggalan Tionghoa. Semuanya bisa dikatakan sangat sibuk dengan persiapan pergantian tahun ini karena seluruh warga kota Singkawang sangat menikmatinya. Keceriaan dan aura bahagia terpancar dari wajah warga kota, terutama yang merayakannya.

Dalam suasana Imlek ini yang menjadi fokus sebenarnya bisa dikatakan bukan hari pergantian tahun itu sendiri, melainkan hari-hari menjelang Festival Lampion dan Cap Go Meh. Biasanya perhatian warga lebih fokus pada persiapan perayaan Festival ini. Ini tentu bukan menjadi hal yang aneh karena sebuah event berkala besar tentu membutuhkan persiapan yang terencana rapi.

Festival Lampion sebetulnya merupakan bagian dari rangkaian Fetival Cap Go Meh. Festival Lampion ini menjadi begitu meriah sebenarnya baru dalam beberapa tahun terakhir ini. Sebelumnya tidak terdapat acara yang bernama Festival Lampion. Kalau melihat jauh ke belakang, Festinal Lampion atau Lentera ini merupakan modifikasi dari kegiatan yang dinamakan upacara pembersihan jalan pada malam sebelum pelaksanaan Festival Cap Go Meh.

Kegiatan yang berupa upacara pembersihan jalan yang akan dilalui oleh para tatung pada saat Festival Cap Go Meh, memiliki tujuan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada saat parade para tatung melakukan aksi kegiatannya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya hanya berupa pawai biasa saja, maka sejak beberapa tahun telah terakhir ini telah mengalami perubahan yang sangat dratis dalam penampilannya. Tujuan utamanya tetap sama yaitu untuk membersihkan jalan dari gangguan roh-roh halus.Dengan adanya modifikasi ini perayaan yang biasanya hanya dinamakan cuci jalan mendapat nama keren yaitu Festival Lampion. Ide yang sangat cemerlang, jika di tinjau dari segi marketing. :)

Festival Lampion, jika kita perhatikan maknanya juga identik dengan upacara Cuci Jalan karena fungsi Lampion yang bertujuan menjadi penerang sehingga roh-roh jahat tidak mengganggu.Jalan terang makan roh-roh jahat akan takut. Tentu saja hal ini juga diikuti dengan ritual baca mantra oleh para tatung di sepanjang jalan yang mereka lalui. Kegiatan ini persis dengan kegiatan Ogoh-ogoh di Bali yang dilakukan sebelum pelaksanaan Nyepi. :)

Parade Lampion yang beraneka bentuk pada malam Festival Lampion ini sangat meriah. Bentuk lampion yang tampak dapat berupa keduabelas binatang yang terdapat dalam Shio seperti kepercayaan masyarakat Tionghoa. Aneka kendaraan hias yang dipenuhi dengan lentera sungguh sangat indah dipandang mata. Belum lagi pertunjukan barongsai dan naga yang meliuk-liuk dengan anggunnya dengan iringan tetabuhan, sungguh luar biasa.

Ada hal lain yang sangat menarik selama parade Festival Lampion ini berlangsung. Sesuatu yang menjadi nilai yang sangat positif dalam kehidupan untuk saling toleransi. Dalam kegiatan ini hampir semua etnis yang tinggal di kota Singkawang ikut berpartisipasi. Sikap toleran seperti ini jarang dapat ditemukan dalam lingkungan masyrakat yang sangat majemuk. Bersyukurlah Singkawang dengan penduduknya yang mampu untuk saling menghormati.Thats why i am so p proud to be a Singkawanger. :);) (MWB)

0 comments:

Posting Komentar

Labels

anggrek hitam (1) Antu gergasi (1) bakpao (1) bakul (1) bambu (1) baning. Nephentes (2) barongsai (3) baronsai (1) batik (2) batik Tidayu (2) bawang putih (1) Bengkayang (1) bengkuang (1) beras ketan (1) betang (1) Bidayuh (1) bika (1) bokor (1) Borneo (1) buah golau (1) bubur (1) bubur gunting (1) bukit kelam (1) cakkue (1) cap go meh (2) cerita dayak (1) cerita rakyat (1) Cucur (1) cuisine (1) daging babi (2) daun pandan (1) daun pisang (1) Dayak (14) Dayak Jangkang (1) dayak mualang (1) Dayak Ngaju (1) Dayak pesaguan (1) Dewi Kwan Im (1) doa bapa kami (1) dwikora (1) ensaid panjang (1) es jeruk nipis (1) Festival (1) garam (1) gima (1) giring-giring (1) gula merah (4) gula pasir (2) gunung (2) ham pan (1) handcraft (12) hukum adat (2) hutan (2) Iban (1) ibanik (1) ikan (1) imlek (1) Jubata (1) juhi (1) kacang tanah (1) kain (2) Kalbar (10) Kalimantan Barat (33) kanayat'n (1) kantong semar (1) kantong semarm sintang (3) kapuas (2) katak (1) kayau (1) kelenteng (1) kelepon (1) kendayan (1) kerajinan tangan (8) keranjang (1) ketan (1) ketapang (1) ketupat (1) kue (8) kue bongko (1) kue dadar gulung (1) kue getuk ubi (1) kue Hu (1) kue kelepon (2) kue lapis (1) kuetiau (1) kuil (1) kuliner (2) lamang (1) lampion (1) landak (1) laut (1) leluhur (1) lezat (1) lila (1) lotos (1) makanan (4) manik-manik (5) Manisan (2) manuhir (1) Melayu (4) mengayau (1) mietiau (1) muri (1) naga (4) nenas (1) Ngaju (1) Nyobeng (1) Oleh-oleh (2) oncoi (1) our lord prayer (1) Pahuni (1) pakaian adat (5) pandan (1) panggang (1) pangkong (1) pantai (2) parutan kelapa (2) pati nyawa (1) peci (2) Pekong (2) penganan (1) Pengkang (1) petis (1) pewarna makanan (1) pisang goreng (1) Pontianak (4) pulut (1) ragi (1) resort (1) rujak (1) rumah adat Dayak (1) Rumah panjang (1) santan (2) sapek (1) Sekadau (1) serampang (1) singa (1) singgkawang (2) singkap mangkok (1) singkar (1) Singkawang (44) singkop (1) Sintang (3) sola (1) songkok (2) sotong (1) sungai (3) Supadio (1) tael (1) tajau (2) Tampung (1) tape (1) tathung (1) Tatung (2) telur (1) tempayan (2) Temple (2) tengkorak (1) tenun ikat (4) tenun traditional (1) Teping kanji (1) tepung beras (3) tepung beras ketan (1) tepung gandum (1) tepung terigu (1) thiam pan (1) timun (1) tionghoa (4) Toa Pekong (1) traditional (1) tuak (1) Tumpi (1) Tumpik (1) ubi kayu (1) udang (1) upacara (1) vanili (1) vihara (3) wajik (1) wajik ketan (1) wisata (1)

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP